selamat malam,, salam MIpsi.. yosh,, hari ini postingan berkenaan dengan tugas kuliah,, bisa buat referensi bagi yang membutuhkan. sebelum tugas dikumpulkan, lebih baik menyimpannya dalam blog dan semoga bermanfaat bagi pembaca. jika dalam tulisan berikut nanti ada yang salah baik penulisa atau cara penyampaian ide saya akan sangat berterimakasih bila ada kritikan atau saran yang membangun. ok, check this out.
teori belajar sosial ;
smackdown sebagai modeling simbolik
yang negatif bagi anak-anak.
abstrack,
smackdown
adalah hiburan yang berbentuk pertarungan gulat dunia yang berasal dari amerika
dan juga pernah ditayangkan ditelevisi indonesia yang sebenarnya tontonan
diperuntukkan golongan dewasa. Akan tetapi berdasarkan sajian berita
menunjukkan tentang adanya anak-anak yang menjadi korban karena menirukan
gerakan-gerakan gulat yang ada didalam smackdown, karena media televisi yang
menempatkan jam tayang yang masih terjangkau oleh anak-anak untuk bisa sering
menonton smackdown sehingga hal itu mendukung terjadinya teori modeling albert
bandura pada kepribadian si anak tersebut. Berangkat dari fakta-fakta yang ada
bahwa banyak anak yang terluka bahkan sampai meninggal, maka
modeling yang terjadi
pada smackdown bisa membawa dampak negatif terhadap anak-anak.
Keyword:
smackdown, menirukan, dampak negatif, anak-anak.
1. Latar belakang
A.
Permasalahan
Dalam rentang 4 tahun, antara tahun
2002 sampai tahun 2006 smackdown sempat terkenal dan booming diindonesia. Acara
yang menampilkan pertarungan gulat yang ekstrim dan dikemas dalam suatu acara
kejuaraan ternyata mampu menjadi tontonan televisi yang menarik. Namun
permasalahannya adalah, smackdown yang didalamnya banyak unsur kekerasan dan
terbilang cukup ekstrim seharusnya tontonan tersebut diperuntukkan bagi usia
dewasa dan bukan untuk anak-anak. Terlepas dari kontroversi asli atau palsu
dari gerakan-gerakan dari pemain smackdown seperti tinjuan, tendangan,
bantingan dan lain sebagainya, tetapi pada faktanya apapun yang tersaji dilayar
televisi ketika acara smackdown berlangsung rentan ditirukan oleh anak-anak
apabila terlalu sering melihatnya.
Sebelumnya perlu digaris bawahi,
peniruan yang dibicarakan dalam pembahasan ini adalah mengacu pada modeling
albert bandura. Ada istilah imitasi
juga, namun yang membedakan dengan teori albert bandura adalah bahwa modeling
memerlukan kognitif aktif untuk menyaring segala informasi yang masuk dan tidak
sekedar hanya meniru saja. Namun pada anak kecil bisa diasumsikan bahwa proses
kognitif yang dia miliki masih memiliki keterbatasan jika dibandingan orang
dewasa, dan ini yang bisa melatar belakangi mengapa smackdown dampaknya
nengatif bagi anak.
Walaupun
pada akhir-akhir ini terungkap bahwa smackdown adalah skenario-skenario yang
disengaja seperti layaknya film, namun anak yang terlanjur suka bisa saja
sampai menirukan gerakan-gerakan yang ada padanya seperti bantingan dan
tinjuan, yang mana itu artinya bisa berbahaya bagi anak.
Berangkat
dari teori belajar sosial albert bandura, dalam permasalah tersebut bisa
ditinjau dari sudut pandang teori belajar melalui observasi yang berbentuk modeling
simbolik. Dewasa ini sebagian besar modeling tingkah laku berbentuk simbolik
yang bisa didapat dari film dan televisi yang menyajikan tingkah laku yang tak
terhitung dan mungkin mempengaruhi pengamatan. Jadi sajian tersebut berpotensi
sebagai sumber model tingkah laku. [1]
Tingkah
laku yang sudah terbentuk dari tayangan smackdown bisa membawa dampak negatif
karena seperti yang sudah diketahui bahwa smackdown sendiri adalah contoh model
prilaku yang syarat dengan kekerasan, dan apabila dilakukan maka tentunya
sangat berbahaya bagi keselamatan si anak tersebut. Berangkat dari itu maka
penulisan kajian ini dilakukan, untuk meninjau seberapa jauh teori belajar
sosial berupa modeling simbolik tersebut berperan dalam permasalah yang
dijelaskan diatas.
B. Fenomena kasus
Tayangan
smackdown sempat populer diindonesia pada masanya. Pada tahun 2000 sebenarnya
tayangan gulat smackdown sudah ditayangkan, namun belum dikenal pada kalangan
anak-anak secara luas. Sedangkan mulai terkenal secara luas oleh anak-anak
antara tahun 2004 – 2006. Pada masa-masa tersebut penulis sendiri merasakan
bagaimana tren smackdown, karena tak hanya dari televisi saja, hal itu sudah
diimplemantasikan hampir pada seluruh sarana hiburan seperti playstation yang
menyediakan permainan smackdown, poster-poster dinding smackdown yang terjual
secara bebas sehingga otomatis tokoh-tokoh smackdown juga terkenal.
Hal
itu semua bisa terjadi karena tayangan smackdown yang awalnya tayangan tv
tengah malam (pukul 12 keatas) , terkadang berubah jam 10 malam sehingga waktu
tayang terjangkau oleh kaum anak-anak, tidak hanya dewasa saja. Karena saking
populernya, muncul kasus-kasus kecelakaan dari anak-anak yang menirukan
smackdown.dibawah ini adalah daftar
korban pada sekitar tahun 2006, data berikut yang berhasil didapat yang termuat
dalam buletin studia edisi 319/tahun ke-7(11 september 2006):
1.
Reza Ikhsan Fadillah, 9 tahun, siswa SD Cingcing 1 Ketapang, Soreang, Bandung
(meninggal 16 november 2006),
2.
Angga Rakasiwi (11 th), siswa SD 7 Babakan Surabaya (dijahit lima jahitan di
kening),
3.
Fayza Raviansyah (4 tahum 6 bulan), siswa TK Al-Wahab Margahayu, Bandung (luka,
muntah darah),
4.
Ahmad Firdaus (9), siswa kelas III SD 7 Babakan Surabaya (pingsan),
5.
Nabila Amal (6 tahun 6 bulan), siswa kelas I SD Margahayu Raya 1, Bandung
(patah tulang paha),
6.
Mar Yunani, siswa kelas III SD Wates Kulonprogo, Yogyakarta (gagar otak), dan
7.
Yudhit Bedha Ganang (10), siswa kelas V SDN 5 Duren Tiga, Jakarta Selatan (luka
pada kepala dan kemaluan). [2]
Kasus-kasus diatas dapat mewakili
fenomena-fenomena peniruan smackdown yang menimbulkan bahaya seperti kecelakaan
ringan sampai kematian. Berikut ini juga contoh cuplikan berita yang terjadi
pada tahun 2012 yang bersumber dari kompas.com :
Gara-gara
meniru gaya gulat pada program televisi Smackdown, Mohammad Wildan Hakiki (10)
mengalami patah tulang kaki.
Kejadian
itu bermula ketika dia dan sembilan temannya di kelas IV SDN I Kilensari,
Kecamatan Panarukan, Situbondo, Jawa Timur, bermain di halaman sekolah pada jam
istirahat, Sabtu (21/4/2012). Mereka bersepakat untuk bergulat ala Smackdown.
Kala
itu Wildan bergulat melawan Syafii (10). Saat bertarung itulah betis kiri
Wildan tertindih tubuh Syafii hingga menyebabkan betisnya terkilir dan patah.
Oleh pihak sekolah, Wildan langsung dibawa ke dukun sangkal putuh atau dukun
yang biasa menangani patah tulang.
Hingga
Kamis (26/4/2012), Wildan tidak masuk dan masih tergolek di ranjang rumahnya di
Desa Kilensari, Situbondo.
Dari beberapa daftar korban dan
cuplikan berita diatas bisa menggambarkan fenomena peniruan gaya smackdown di
tv bisa membawa dampak negatif. Belum lagi juga dimungkinkan masih banyak lagi
kasus yang belum terekspos ke media.
C. Konsep teori
Bandura
mendasarkan teorinya berdasarkan pada 3 konsep, yaitu reciprocal determinism, beyond
rinforcement dan self-regulation/cognitife.
1.
Reciprocal determinsm, pendekatan yang menjelaskan
tingkah laku manusia dalam bentuk interaksi timbal balik yang terus menerus
antar determinan kognitif, behavioral dan lingkungan
2.
beyond reinforcement, menurut bandura, reinforcement
penting dalam menentukan apakah suatu tingkah laku akan terus terjadi atau
tidak, tetapi itu bukanlah satu-satunya pembentuk tingkah laku.
3.cognition/self
regulation, konsep bandura menempatkan manusia
sebagai pribadi yang dapat mengatur diri sendiri , mempengaruhi tingkah laku
dengan cara mengatur lingkungan, menciptakan dukungan kognitifmengadakan
konsekuensi terhadap tingkah lakunya sendiri. [3]
Teori
belajar modeling merupakan bagian teori yang dikemukakan oleh Albert Bandura.
Dimana modeling adalah proses belajar dengan mengamati tingkah laku atau
perilaku dari orang lain disekitar kita. Modeling yang artinya meniru, dengan
kata lain juga merupakan proses pembelajaran dengan melihat dan memperhatikan
perilaku orang lain kemudian mencontohnya. Hasil dari modeling atau peniruan
tersebut cenderung menyerupai bahkan sama perilakunya dengan perilaku orang
yang ditiru tersebut. Modeling ini dapat menjadi bagian yang sangat penting dan
powerfull pada proses pembelajaran.
Banyak
bentuk pemodelan diantaranya adalah modeling simbolik, modeling tingkah laku berbentuk simbolik yang
bisa didapat dari film dan televisi yang menyajikan tingkah laku yang tak
terhitung dan mungkin mempengaruhi pengamatan. Jadi sajian itu berpotensi
sebagai sumber model tingkah laku.
Menurut
Bandura terdapat empat proses yang terlibat di dalam pembelajaran melalui
pendekatan modeling, yaitu perhatian (attention), pengendapan (retention),
reproduksi motorik (reproduction), dan penguatan (motivasi).
1.)
Perhatian(attention), yang artinya kita memperhatikan seperti apa perilaku atau
tindakan – tindakan yang dilakukan oleh prang yang akan ditiru.
2.)
Pengendapan(retention), dilakukan setelah mengamati perilaku yang akan ditiru
dan menyimpan setiap informasi yang didapat dalam ingatan, kemudian
mengeluarkan ingatan tersebut saat diperlukan.
3.)
Reproduksi motori(reproduction), hal ini dapat menegaskan bahwa kemampuan
motorik seseorang juga mempengaruhi untuk dapat memungkinkan seseorang meniru
suatu perilaku yang dilihat baik secara keseluruhan atau hanya sebagian.
4.)
Penguatan(motivation), penguatan ini sangat penting. Karena dapat menentukan
seberapa mampu kita nantinya melakukan peniruan tersebut, namun penguatannya
dari segi motivasi yang dapat memacu keinginan individu tersebut untuk memenuhi
tahapan belajarnya.
Ciri
– ciri teori Pemodelan Bandura diantarnya:
1.
Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan,
2.
Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai dan
lain-lain,
3.
Pelajar meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang didemonstrasikan guru
sebagai model,
4.
Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan penguatan yang
positif,
5.
Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan, dengan tingkah
laku atau timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan penguatan yang positif.[4]
2. Pembahasan
Fenomena
yang sudah dipaparkan diatas, merupakan dampak peniruan oleh anak yang secara
mental dan kognitifnya belum terlalu matang untuk menyaring sebuah info yang
akan dijadikan model pembelajaran melalui observasi. Pada bagian ini, tentunya
akan menjelaskan fenomena yang telah dipaparkan diatas melalui pendekatan teori
modeling.
Pemodelan yang dilakukan anak-anak
terhadap tayangan smackdown sehingga bisa menjadi prilaku nyata melewati
tahapan-tahapan seperti yang teori modeling kemukakan yakni perhatian,
pengendapan, reproduksi dan penguatan penjelasannya sebagai berkut :
1.
perhatian(attention),
proses pertama ini berlangsung ketika si anak menaruh perhatian secara sadar
terhadap tayangan smackdown. Ketika anak memeperhatikan ini, tentunya ada
info-info baru yang masuk, seperti bagaimana melakukan tinjuan, bantingan yang
dilakukan oleh tokoh-tokoh smackdown. Informasi yang masuk ini juga penting untuk
melanjutkan ketahap berikutnya dan menjadikan sebagai tahapan yang sempurna
untuk menjadi sebuah prilaku hasil pemodelan.
2. pengendapan(retention), pengendapan yang
dimaksud disini adalah ketika sianak dapat mengingat secara tepat seluruh
informasi yang didapat pada proses perhatian. Hal ini bisa didukung dengan
adanya pengulangan yang terus-menerus saat melihat tayangan smackdown, sehingga
apa yang dilihatnya akan semakin kuat mengendap dalam pikiran sang anak.
3.
reproduksi(reproduktion), si anak akan mulai mengolah kembali dari
semua informasi yang masuk, yang telah mengendap tadi kepada suatu tingkah
laku. Dalam hal ini, kemampuan fungsi motorik tentunya sangat penting, karena
kemampuan motorik juga menjadi sebab mampu atau tidaknya anak mereproduksi
gerakan yang telah dia amati.
4.
motivasi(motivation),
ini adalah tahap terakhir dalam pembentukan tingkah laku modeling.
Motivasi perlu apakah si anak melanjutkan reproduksi prilakunya atau tidak.
Disini penguatan juga berperan penting.
Semua tahapan diatas menjadi sebab
terjadinya anak bisa menirukan tingkah laku model smackdown. Bentuk pemodelan ini merupakan pemodelan
simbolik, yaitu suatu pemodelan yang didapat dari televisi. Pada tahap
perhatian, ini menunjukan terlibatnya sebuah media (televisi) yang menjadi
sumber perhatian bagi anak. Pada awal penulisan juga dijelaskan bahwa modeling
juga memerlukan kognitif untuk menyaring prilaku, akan tetapi pada anak
keinginan meniru sangat kuat sedangkan proses kognisi yang berjalan tidak
begitu kuat seperti halnya orang dewasa.
Sedangkan poin berikutnya yaitu
dampak negatif, ini secara jelas terdapat pada sumber informasinya, bukan
tentang teori pemodelannya. Bagaimanapun, smackdown adalah tayangan yang
mencontohkan kekerasan yang ekstrim, dan jika itu dilakukan secara langsung
oleh anak-anak tanpa pembekalan apapun maka kejadian-kejadian seperti
kecelakaan, cidera bahkan kematian bisa terjadi.
Namun teori albert bandura secara
keseluruhan juga tidak mengabaikan adanya faktor lingkungan. Faktor lingkungan
ini tentunya juga memiliki peran pada peniruan smackdown oleh anak. Secara
mudahnya, lingkungan yang mendukung adalah tren yang sedang terkenal untuk
menirukan smackdown dikalangan sesama anak-anak. Jadi ketika hal terrsebut
sudah menjadi lingkungan yang mempengaruhi motivasi anak, tentunya prilaku
hasil pemodelan semakin mudah dilakukan.
3. Kesimpulan
Peniruan
anak-anak pada smackdown bisa dijelaskan dengan teori modeling albert bandura,
dan kognitif anak yang belum matang menjadikan anak menirukan secara
mentah-mentah semua yang terlihat dalam smackdown sehingga dampak negatif
seperti kecelakaan, cidera bahkan kematian karena menirukan smackdown bisa
terjadi.
Proses terjadinya peniruan memenuhi
syarat terjadinya modeling yaitu (1). Perhatian, saat sianak melihat tayangan
smackdown. (2). Pengendapan, saat informasi tentang smackdown diingat secara
baik oleh anak. (3). Reproduksi, adanya kemampuan motorik anak untuk menirukan
kembali sebagai prilaku. (4). Motivasi, adalah sebuah proses akhir dan penting
sehingga anak memiliki kemauan untuk melakukan peniruan menjadi prilaku.
Dampak negatif yang terjadi sesuai
fakta yang ada ketika ada anak-anak yang berkelahi dengan temannya, kemudian
sepakat memakai gaya bertarung di smackdown, sehingga yang terjadi ada
kecelakaan yang terjadi karena itu. Jadi, secara keseluruhan tayangan smackdown
hanyalah mengejarkan kekerasan terhadap anak dan ini juga memiliki pengaruh
penting pada psikologis anak.
[1] Hamim
rosyidi, psikologi kepribadian,
jaudar press, surabaya. Hal,55.
[2] http://latarbelakangsmackdown.blogspot.com/,
artikel pengaruh smackdown terhadap kondisi psikologis anak.
[3] Hamim
rosyidi, psikologi kepribadian,
jaudar press, surabaya. Hal,43-45..
[4] http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-belajar-sosial-albert-bandura-346947.html
No comments:
Post a Comment